Sunday, November 23, 2014

SEJARAH KEBUDAYAAN SUKU BALI




A.LATAR BELAKANG SEJARAH
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia.Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau. Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Bahasa Sanskerta dari India pada 100 SM.
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, di antaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (12931500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali.
Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau puputan yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.
Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.
Pada 20 November 1945, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia.
Letusan Gunung Agung yang terjadi pada tahun 1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian pada masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.
Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali 2002 di kawasan pariwisata Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.

Suku Bali adalah sukubangsa yang mendiami pulau Bali, menggunakan bahasa Bali dan mengikuti budaya Bali. Sebagian besar suku Bali beragama Hindu, kurang lebih 90%. Sedangkan sisanya beragama Buddha, Islam dan Kristen. Ada kurang lebih 5 juta orang Bali. Sebagian besar mereka tinggal di pulau Bali, namun mereka juga tersebar di seluruh Indonesia. Orang Bali juga terdapat di P. Lombok bagian Barat. Ada juga yang berimigrasi ke Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan serta Papua. Ada dua kelompok suku Bali. Kelompok pertama adalah Bali Aga, mereka adalah penduduk asli yang mendiami daerah pegunungan. Kelompok kedua adalah Bali Majapahit, yaitu pendatang dari Jawa (kerajaan Majapahit yang beragama Hindu) yang tinggal di sebagian besar pulau Bali, khususnya di dataran rendah.
Bali berasal dari kata “Bal” dalam bahasa Sansekerta berarti “Kekuatan”, dan “Bali” berarti “Pengorbanan” yang berarti supaya kita tidak melupakan kekuatan kita. Supaya kita selalu siap untuk berkorban. Bali mempunyai 2 pahlawan nasional yang sangat berperan dalam mempertahankan daerahnya yaitu I Gusti Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik. Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil yang beribu kota Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni terletak di Kabupaten Gianyar, sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tempat tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan. Suku bangsa Bali dibagi menjadi 2 yaitu:
·         Bali Aga (penduduk asli Bali biasa tinggal di daerah trunyan),
·          Bali Mojopahit (Bali Hindu / keturunan Bali Mojopahit).
Hubungan pulau Bali dengan dunia luar bukanlah hal yang baru. Tentang hubungan Bali dengan dunia luar, khususnya dengan India, Hubungan itu sudah dikenal sejak zaman prasejarah, yakni dengan ditemukannya fragmen gerabah India yang mungkin berasal dari awal abad Masehi atau sekitar 2.000 tahun yang lalu. Berita tertua dari bangsa asing lainnya berasal dari orang-orang Cina. Di dalam kitab sejarah dinasti T’ang Kuna (buku 197, 2b, 618-908 Masehi), disebutkan antara lain bahwa Ho-ling terletak di kepulauan di lautan sebelah selatan. Di sebelah timurnya terletak P’o-li, yang menurut Pelliot P’o-li adalah Pulau Bali dan di sebelah baratnya adalah To-po-teng, di sebelah utara adalah Chen-la (Kamboja) dan di sebelah selatannya lautan. Di dalam sejarah dinasti T’ang Baru (buku 222.2, 3b)  disebutkan  bahwa Ho-ling disebut juga Shë-p’o dan letaknya di sebelah selatan. Di sebelah timurnya P’o-li (Bali), di sebelah baratnya To-p’o-tëng (Sumatra). Di selatannya lautan, sedangkan di sebelah utaranya Chën-la (Kamboja) perjalanan ke P’o-li dari Canton menempuh waktu kira-kira dua bulan. Di dalam kitab Chu-fan-chih bagian Suchi-tan, Bali disebut dengan nama Ma-li.
Pada umumnya masyarakat Bali bermata pencaharian mayoritas bercocok tanam, pada dataran yang curah hujannya yang cukup baik, pertenakan terutama sapi dan babi sebagai usaha penting dalam masyarakat pedesaan di Bali, baik perikanan darat maupun laut yang merupakan mata pecaharian sambilan, kerajinan meliputi kerajinan pembuatan benda anyaman, patung, kain, ukir-ukiran, percetakaan, pabrik kopi, pabrik rokok, dll. Usaha dalam bidang ini untuk memberikan lapangan pekerjaan pada penduduk. Karena banyak wisatawan yang mengunjungi bali maka timbullah usaha perhotelan, travel, toko kerajinan tangan. Sistem irigasi mereka dikenal dengan sebutan Subak. Ikatan solidaritas antara sesama anggota satu subak (satu sumber air yang sama) terlihat saat rapat subak atau pada saat upacara keagamaan khusus, ada juga ikatan dadia. Suatu Dadia biasanya menempati suatu kompleks rumah yang dibangun dengan tembok sekitar 2m dengan sebuah pintu masuk yang dihiasi dengan gapura dan anak tangga. Di dalamnya ada sebuah kuil tempat pemujaan keluarga. Ikatan lain didasarkan atas ikatan keagamaan orang Bali yaitu Hindu Bali. Terdapat juga ikatan berdasarkan aktivitas, mata pencaharian dan ikatan antar warga kasta.
Tidak dapat dihindari bahwa pengaruh Agama Hindu dan budaya India di Bali demikian besarnya, hal ini dibuktikan dari berbagai peninggalan purbakala seperti diungkapkan oleh Swellengrebel (1960:17), yaitu: sumber utamanya adalah prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh para raja yang banyak jumlahnya baik yang tertulis pada batu maupun pada logam (tembaga). Prasasti-prasasti itu menceritakan para raja yang memerintah dan para menterinya, hubungannya dengan administrasi pemerintahan pusat dan orang-orang di desa-desa, peraturan di bidang keagamaan, aturan yang berhubungan dengan pengairan, perpajakan, dan sebagainya. Sumber lainnya adalah peninggalan purbakala, arca-arca dan artifak-artifak. Berdasarkan ungkapan Swellengrebel di atas maka kehidupan keagamaan dapat dikaji melalui sumber-sumber tersebut di atas. Di samping itu adalah sumber-sumber teks berupa berbagai manuskrip (lontar) yang cukup banyak jumlahnya. Nilai-nilai atau ajaran Agama Hindu yang tertulis itu terekspresi dalam pola pikir, perilaku individu dan sosial, dan juga dalam bentuk material seperti pura dengan beraneka bangunan suci di dalamnya, tata letak rumah, desa pakraman dan sebagainya.
Agama yang di anut oleh sebagian orang Bali adalah agama Hindu sekitar 95%, dari jumlah penduduk Bali, sedangkan sisanya 5% adalah penganut agama Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan Kong Hu Cu. Tujuan hidup ajaran Hindu adalah untuk mencapai keseimbangan dan kedamaian hidup lahir dan batin.orang Hindu percaya adanya 1 Tuhan dalam bentuk konsep Trimurti, yaitu wujud Brahmana (sang pencipta), wujud Wisnu (sang pelindung dan pemelihara), serta wujud Siwa (sang perusak). Tempat beribadah dibali disebut pura. Tempat-tempat pemujaan leluhur disebut sangga. Kitab suci agama Hindu adalah weda yang berasal dari India. Orang yang meninggal dunia pada orang Hindu diadakan upacara Ngaben yang dianggap sanggat penting untuk membebaskan arwah orang yang telah meninggal dunia dari ikatan-ikatan duniawinya menuju surga. Ngaben itu sendiri adalah upacara pembakaran mayat. Hari raya umat agama hindu adalah Nyepi yang pelaksanaannya pada perayaan tahun baru saka pada tanggal 1 dari bulan 10 (kedasa), selain itu ada juga hari raya galungan, kuningan, saras wati, tumpek landep, tumpek uduh, dan siwa ratri.Menurut kerpercayaan agama dan adat bali ada 5 macam upacara (panca yadnya), yaitu :
·         Manusia Yadnya : yaitu upacara masa kehamilan sampai masa dewasa.
·         Pitra Yadnya : yaitu upacara yang ditujukan kepada roh-roh leluhur.
·         Dewa Yadnya : yaitu upacara yang diadakan di pura / kuil keluarga.
·         Rsi yadnya : yaituupacara dalam rangka pelantikan seorang pendeta.
·         Bhuta yadnya : yaitu upacara untuk roh-roh halus disekitar manusia yang mengganggu manusia.

Masyarakat Bali sebagian besar menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing utama bagi masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. Bahasa Bali di bagi menjadi 2 yaitu, bahasa Aga yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar, dan bahasa Bali Mojopahit.yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus.Banjar atau bisa disebut sebagai desa adalah suatu bentuk kesatuan-kesatuan social yang didasarkan atas kesatuan wilayah. Kesatuan social tersebut diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara keagamaan. Banjar dikepalahi oleh klian banjar yang bertugas sebagai menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan sosial dan keagamaan,tetapi sering kali juga harus memecahkan soal-soal yang mencakup hukum adat tanah, dan hal-hal yang sifatnya administrasi pemerintahan. Dan mereka juga sudah mengenal arsitektur yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan yang menyerupai bangunan Feng Shui. Arsitektur merupakan ungkapan perlambang komunikatif dan edukatif. Bali juga memiliki senjata tradisional yaitu salah satunya keris. Selain untuk membela diri, menurut kepercayaan bila keris pusaka direndam dalam air putih dapat menyembuhkan orang yang terkena gigitan binatang berbisa.

B.MITOS DAN SEJARAH LISAN

Ada banyak mitos yang dianut orang Bali. Misalnya saja, ada hari tertentu saat mereka tak boleh menebang bambu yakni di hari Minggu. Atau berangkat ke tajen bila bertemu dengan orang hamil itu pertanda sang penjudi akan kalah. Masih banyak puluhan mitos lainnya yang tak bisa dihitung dengan jari.Diantara begitu banyak mitos yang dianut orang Bali, dan ini sudah dianggap sebagai pakem, salah satunya adalah yang menyangkut kematian, kuburan, dan sejenisnya. Mitos atau pamali yang berhubungan dengan ketiga hal inilah yang paling banyak dihindari.
“Mencium aroma kuburan saja di seputar halaman rumah, atau di jalan sudah membuat orang Bali merinding,” ujar Dewa Naga, 57 tahun, yang mengaku berulang kali rumahnya dilempari orang dengan tanah kuburan.
Biasanya, tanah kuburan itu tidak mesti diambil di kuburan yang sebenarnya. Karena kekuatan magisnya maka tanah pasir yang diambil di tepi pantai pun bisa berubah seolah-olah menjadi tanah kuburan.
“Ini karena saat melewati kuburan tanah itu diberi semacam Ajian Aruti Mangala Prancata  oleh mereka yang iri atau dengki kepada kita,” tegas Dewa Naga.
Dampak dari model guna-guna ini adalah seluruh keluarga penghuni rumah akan berantakan, bahkan rejeki bisa menjauh.Menurut Dewa Naga, di antara mereka yang sampai sekarang merasakan dampak kejahatan guna-guna tanah kuburan adalah Ketut Badra, 40 tahun, tetangganya di Tojan, Gianyar, 25 km arah timur Denpasar.
Badra sejak sepuluh tahun yang lampau tanpa sebab yang jelas, tiba-tiba saja mengalami sakit mengurus dan mengering tinggal tulang belulang. Padahal sebelumnya, Badra adalah lelaki tangguh yang setiap hari sanggup memanjat 10 kelapa di kampungnya.
“Suatu siang dia mencium aroma kuburan di tepi sungai di ujung desa kami. Saat dia menengoknya, dia melihat ada periuk kecil berisi kembang sepatu hitam, cempaka hitam dan sejumput tanah kuburan yang ditenggarai adalah milik demit atau Gamang yang menghuni dasar sungai tersebut,” kisah Dewa Naga lebih lanjut.
Ru[anya, ketika itu Ketut Badra tidak sadar kalau periuk kecil berisi sesajen itu adalah milik Gamang. Tanpa sengaja Badra menyepaknya dan periuk itupun akhirnya terpental masuk ke sungai.Seminggu kemudian stelah kejadian itu Badra bermimpi didatangi orang tinggi besar setinggi tiang listrik, kulitnya legam dan lidahnya menjulur.“Dalam kepercayaan orang Bali, itulah raja Gamang yang hidup di dasar sungai yang mengalir di timur kampung Tojan ini,” tambah Dewa.
Sejak saat itulah, tepatnya 13 April 1995, Badra menunjukkan perilaku aneh. Dia tak berani keluar rumah meski siang hari sekalipun. Bahkan melihat sinar matahari lewat jendela kamarnya saja dia ketakutan seperti melihat macan di tengah hutan. Makannya juga semakin sedikit, bahkan kadangkala seminggu sekali baru mau makan.“Karena itu badannya semakin kurus bak tulang terbungkus kulit, matanya kosong menatap hampa kepada siapa saja yang  ada didekatnya. Kami menyebut apa yang dialami Badra itu sebagai terkena Pekakas Gamang,” jelas Dewa.
Setelah hampir setahun sakitnya belum ada tanda perbaikan, keluarganyapun menanyakan kepada orang pintar, persisnya seorang guru spiritual di Klungkung Bali. Disebutkan bahwa suatu siang Badra memang menyepak periuk Gamang yang isinya tanah kuburang sehingga dia menjadi terkena apa yang disebut sebagai sakit ngeb-ngeban, obatnya termasuk sangat sulit.
Keluarga Badra pun menerima kenyataan itu dengan lapang dada, karena dalam pandangan orang Bali, sakit menahun akibat kutukan karena menyepak periuk bertanah kuburan itu memang sangat sulit obatnya.
Sejak peristiwa itu, kehidupan sehari-hari Badra dulu riang, ramah menyapa siapa saja sahabatnya, sekarang ini tampak membeku, mirip mayat hidup. Keluarganya sudah kehabisan akal untuk menyembuhkan sakitnya. Mungkin seratus dokter, seratus dukun dan seratus orang pintar telah dihubungi untuk menyembuhkan penyakitnya. Namun tak satupun memberikan harapan yang pasti.
Bagi orang Bali, tanah kuburan memang bisa membawa petaka pada siapapun yang tertimpa oleh kesialannya. Seperti juga yang dialami oleh Wayan Soper, 45 tahun, manajer salah satu hotel di Bali.
Ceritanya, sekitar lima tahun yang lalu Wayan Soper punya kerabat yang meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat. Karena akan dilakukan Ngaben bagi si mayat, maka diputuskan oleh pemuka agama setempat di Bandung untuk hanya mengirim tanah kuburannya ke Bali, dan tidak perlu membakar jenazahnya.
“Kami sebenarnya tidak setuju karena itu tidak lumrah, tapi keluarga di Bandung bersikeras agar tanah kuburan itu dikirim ke Bali,” papar Wayan yang asli kelahiran Mengwi Bali ini.
Apa yang terjadi memang diluar akal sehat manusia. Akibat membawa tanah kuburan itu, sejak naik bus di terminal di Bandung, bus sudah menunjukkan gejala kurang beres. Memang nagas, ebelum masuk kota Jogya, bus yang ditumpangi utusan yang membawa tanah kuburan itu bertabrakan.
“Terpaksa sang utusan berganti bus lagi, tapi tetap dengan membawa tanah kuburan itu. Anehnya, menjelang masuk terminal Jurang Asri, Surabaya, bus bertabrakan lagi. Kamipun berganti bus lagi,” kenangnya.Itu saja rupanya belum cukup. Menjelang masuk Kota Negara, bus yang ditumpanginya bertabrakan lagi. Akhirnya, merekapun berganti bus untuk ketiga kalinya. Untunglah sampai di Bali tanah kuburan itu tetap utuh tapi tiga bus telah jadi korbannya.
Yang lebih sial lagi, begitu sampai di Bali, saat tanah kuburan itu akan diikutkan dalam upacara Ngaben, keanehan juga terjadi. Menjelang upacara memukur, isteri almarhum yang sebelumnya sehat saat masih berada di Bandung, tanpa mengalami sakit apapun tiba-tiba meninggal dunia.
Tanah kuburan membawa sial juga dialami oleh Made Sudi, 47 tahun, tehnisi penyedia jasa tower telepon selular, kelahiran Tabanan Bali. Dia tidak menyepak periuk Gamang penuh tanah kuburan seperti Badra, atau membawa tanah kuburan dari Bandung, tapi berniat menyantet musuh bebuyutannya dengan menggunakan tanah kuburan sebagai medianya.
“Menurut Mbah Dukun, saya mesti mencari segenggam tanah kuburan yang ada di tempat kampung musuh yang akan saya sanet itu,” tuturnya belum lama ini kepada Misteri.
Made Sudi menyanggupi syarat itu. Dia pun nekad mengambil tanah kuburan di kampung tempat tinggal orang yang akan disantetnya. Namun karena kemalaman, dia tak segera bisa membawa tanah kuburan itu ke tempat sang dukun, tapi terlebih dahulu menyimpannya di meja yang ada di sebelah tempat tidurnya.
“Tengah malam, tiba-tiba telinga saya mendenging dahsyat seperti disambar pesawat jet. Bahkan, karena peristiwa ini gendang telinga saya sampai seperti pecah, karena kerasnya suara itu. Dokter yang memeriksa saya setidaknya mengatakan demikian,” kenang Made Sudi.
Alhasil, dia tak sempat lagi membawa tanah kuburan itu ke rumah dukun karena keburu harus mengobati telinganya. Sampai sekarang pun telinga sebelah kanannya masih sering kumat dan mengeluarkan cairan berbau busuk.
Begitulah kepercayaan orang Bali terhadap tanah kuburan. Memang, tak sembarang saja dia bisa dimanfaatkan untuk mencelakai orang lain, salah-salah yang celaka malahan diri kita sendiri.







KEHIDUPAN BUDAYA SUKU BALI

A.SISTEM PERALATAN HIDUP MANUSIA DI BALI
Di Bali terdapat sekitar 1.482 subak dan subak abian sekitar 698. Subakmerupakan salah satu lembaga tradisional yang merupakan satu kesatuan parapemilik atau penggarap sawah yang menerima air irigasi dari satu sumber airatau bendungan tertentu. Subak adalahsatu kesatuan ekonomi, sosial dankeagamaan. Jenis kendaraan umum di Bali antara lain:Dokar, kendaraan dengan menggunakan kuda sebagai penarikOjek, taksi sepeda motorBemo, melayani dalam dan antarkotaTaksiKomotra, bus yang melayani perjalanan ke kawasan pantai Kuta dan sekitarnyaBus, melayani hubungan antarkota, pedesaan, dan antarprovinsi.
B. SISTEM MATA PENCAHARIAN DI BALI
Mata pencarian penduduk beraneka ragam yang meliputipekerjaan sebagai petani, pengerajin, pedagang dan berbagai jasakhususnya bidang kepariwisataan. Pertanian merupakan matapencarian pokok masyarakat dan sebagian besar masyarakat baliadalah petani. Jenis pertanian meliputi pertanian sawah danperkebunan. Didalam system pertanian di bali subak memegangperanan yang sangat penting.
C. Sistem Kekerabatan Suku Bali
Dulu perkawinan di Bali ditentukan oleh kasta. Wanita dari kasta tinggi tidak boleh kawin dengan laki-laki kasta rendah, tetapi sekarang hal itu tidak berlaku lagi. Perkawinan yang dianggap pantang adalah perkawinan saudara perempuan suami dengan saudara laki-laki istri (mak dengan ngad). Hal itu akan menimbulkan bencana (panes).Cara memperoleh istri berdasarkan adat ada dua, yaitu:
·         memadik, ngindih: dengan cara meminang keluarga gadis;
·         mrangkat, ngrorod: dengan cara melarikan seorang gadis.

D. SISTEM KEBAHASAAN DI BALI
Bahasa Bali memiliki tingkatan penggunaannya, misalnya ada yangdisebut Bali Alus, Bali Madya dan Bali Kasar. Yang halusdipergunakan untuk bertutur formal misalnya dalam pertemuan diantara orang berkasta rendah dengan berkasta lebih tinggi. madyadipergunakan di tingkat masyarakat menengah misalnya pejabatdengan bawahannya, yang kasar dipergunakan bertutur oleh orangkelas rendah misalnya kaum sudra atau antara bangsawan denganabdi dalamnya.


E. Sistem Kesenian Suku Bali
Struktur kebudayaan Cultural Universal : Sistem Kesenian, Cultural Activities : Tari kecak, Traits Complex : Mengangkat tangan, mata melotot, melambaikan tangan membungkukkan badan, alunan musik tradisional Bali, alat musik bali/gamelan bali, tatanan rias, Traits : Sarung bali, baju penari barong, gambang bali , ceng- ceng, alat penata rias dll. Items : bunga, benang hitam putih merah emas, plat alumunium kuning, lipstik, blush on, maskara, bedak, eye shadow,
1) Seni Bangunan
Seni bangunan nampak pada bangunan candi yang banyak terdapat di Bali, seperti Gapura Candi Bentar.
2) Seni Tari
Tari tradisional Bali antara lain tari sanghyang, tari barong, tari kecak, dan tari gambuh. Tari modern antara lain tari tenun, tari nelayan, tari legong, dan tari janger.

F. Sistem Kepercayaan/Religi Suku Bali
Agama mayoritas yang dipeluk orang bali adalah agama hindu bali. Agama Hindu termasuk agama Polytheisme, karena menyembah banyak dewa. 3 dewa utama disebut trimurti. Yaitu dewa brahma , wisnu dan siwa. Meskipun tidak seluruh penduduk Bali memeluk agama hindu, namun agama ini menjadi ikon pulau Bali karena 97% penduduknya beragama hindu. Tempat peribadatan nya adalah Pura. Hari besar nya antara lain Galungan, Nyepi, Kuningan.
Masyarakat Bali sebagian besar menganut agama Hindu- Bali. Mereka percaya adanya satu Tuhan dengan konsep Trimurti yang terdiri atas tiga wujud, yaitu:
·         Brahmana : menciptakan;
·         Wisnu : yang memelihara;
·         Siwa : yang merusak.
Selain itu hal-hal yang mereka anggap penting adalah sebagai berikut :
·         Atman : roh yang abadi.
·         Karmapala : buah dari setiap perbuatan.
·         Purnabawa : kelahiran kembali jiwa.
·         Tempat ibadah agama Hindu disebut pura. Pura memiliki sifat berbeda, sebagai berikut:
·         Pura Besakih: sifatnya umum untuk semua golongan.
·         Pura Desa (kayangan tiga): khusus untuk kelompok sosial setempat.
·         Sanggah: khusus untuk leluhur.

Gambar 1. Pura Besakih merupakan salah satu pura di Bali. Pura ini selain untuk tempat ibadah, juga dijadikan tempat pariwisata.
Di Bali terdapat beribu-ribu pura dan sanggah. Masing-masing pura dan sanggah memiliki tanggal perayaan yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut.
1) Tanggalan Hindu–Bali
Tanggalan Hindu–Bali terdiri atas 12 bulan yang lamanya 355 hari. Sistem perhitungan dengan sistem Hindu disebut Syuklapaksa. Tahun baru Saka (Nyepi) jatuh pada tanggal satu bulan kesepuluh.
2) Tanggalan Jawa–Bali
Tanggalan Jawa–Bali terdiri atas 30 wuku. Tiap wuku terdiri atas tujuh hari. Perayaan yang didasarkan atas perhitungan penanggalan Jawa-Bali misalnya hari raya Galungan dan Kuningan. Selain itu juga digunakan untuk upacara-upacara sebagai berikut :
·         Manusia yadnya, adalah upacara siklus hidup masa anak-anak sampai dewasa.
·         Dewa yadnya, adalah upacara pada kuil-kuil umum dan keluarga.
·         Resi yadnya, adalah upacara pentahbisan pendeta (mediksa).
·         Buta yadnya, adalah upacara untuk kala dan buta yaitu roh-roh penunggu.
merupakan suatu organisasi yang bergerak dalam lapangan kehidupan khusus. Seka berfungsi menyelenggarakan upacara-upacara desa seperti: seka baris, seka truna, dan seka gong.



G. SISTEM ILMU PENGETAHUAN DI BALI
Di Bali , terdapat universitas negeri terkemuka yang bernamaUniversitas Udayana atau biasa disebut UNUD. Universitas ini termasuk dari beberapa universitas terkenal dan terkemuka diIndonesia. Fakultas yang ada di Universitas ini antara lain fakultas kedokteran, hukum, teknik,sastra,ekonomi, peternakan,pertanian, kedokteran hewan,MIPA, Sospol,dll. Ini menunjukkansistem ilmu pengetahuan di Bali sudah cukup baik dan maju.

1 comment:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.





    ReplyDelete