A.LATAR
BELAKANG SEJARAH
Penghuni pertama pulau
Bali diperkirakan datang pada 3000-2500
SM yang bermigrasi dari Asia.Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan
di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau. Zaman
prasejarah
kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Bahasa Sanskerta dari India pada 100 SM.
Kebudayaan Bali kemudian
mendapat pengaruh kuat kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah
abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, di
antaranya Prasasti Blanjong yang
dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk
penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga
mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (1293–1500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa,
pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir
seluruh nusantara
beragama Hindu, namun seiring
datangnya Islam berdirilah
kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan
Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis dan masyarakat Hindu lainnya yang
ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke
Bali.
Orang Eropa yang pertama kali
menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit,
Jimbaran, pada 1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan
tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi
mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari
wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen yang awalnya
dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak
mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan
darat terhadap daerah Sanur dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang
kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena
menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau puputan yang
melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan sebanyak
4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah
memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang
memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga
pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.
Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan
saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul
menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali
ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya
layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali
yang saat itu menggunakan senjata Jepang.
Pada 20 November 1945, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali
tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya
dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan
Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas
semuanya dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946 Belanda
menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu
negara saingan bagi Republik
Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai
oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga
dimasukkan ke dalam Republik Indonesia
Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan
Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan
Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia.
Letusan Gunung Agung
yang terjadi pada tahun 1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan
menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke
berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun 1965, seiring dengan
gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah
nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan
terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh
atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian pada masa awal Orde Baru
tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.
Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali 2002 di
kawasan pariwisata Pantai Kuta,
menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom
Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di
Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan
internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing
dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa
tahun terakhir ini.
Suku
Bali adalah sukubangsa yang mendiami pulau Bali, menggunakan bahasa Bali dan
mengikuti budaya Bali. Sebagian besar suku Bali beragama Hindu, kurang lebih
90%. Sedangkan sisanya beragama Buddha, Islam dan Kristen. Ada kurang lebih 5
juta orang Bali. Sebagian besar mereka tinggal di pulau Bali, namun mereka juga
tersebar di seluruh Indonesia. Orang Bali juga terdapat
di P. Lombok bagian Barat. Ada juga yang berimigrasi ke Lampung, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan serta Papua. Ada dua kelompok
suku Bali. Kelompok pertama adalah Bali Aga, mereka adalah penduduk asli yang
mendiami daerah pegunungan. Kelompok kedua adalah Bali Majapahit, yaitu
pendatang dari Jawa (kerajaan Majapahit yang beragama Hindu) yang tinggal di
sebagian besar pulau Bali, khususnya di dataran rendah.
Bali
berasal dari kata “Bal” dalam bahasa Sansekerta berarti “Kekuatan”, dan “Bali”
berarti “Pengorbanan” yang berarti supaya kita tidak melupakan kekuatan kita.
Supaya kita selalu siap untuk berkorban. Bali mempunyai 2 pahlawan nasional
yang sangat berperan dalam mempertahankan daerahnya yaitu I Gusti Ngurah Rai
dan I Gusti Ketut Jelantik. Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil
yang beribu kota Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat
seni terletak di Kabupaten Gianyar, sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, dan Nusa
Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tempat tujuan pariwisata, baik wisata
pantai maupun tempat peristirahatan. Suku bangsa Bali dibagi menjadi 2 yaitu:
·
Bali Aga (penduduk asli
Bali biasa tinggal di daerah trunyan),
·
Bali Mojopahit (Bali Hindu / keturunan Bali
Mojopahit).
Hubungan
pulau Bali dengan dunia luar bukanlah hal yang baru. Tentang hubungan Bali
dengan dunia luar, khususnya dengan India, Hubungan itu sudah dikenal sejak
zaman prasejarah, yakni dengan ditemukannya fragmen gerabah India yang mungkin
berasal dari awal abad Masehi atau sekitar 2.000 tahun yang lalu. Berita tertua
dari bangsa asing lainnya berasal dari orang-orang Cina. Di dalam kitab sejarah
dinasti T’ang Kuna (buku 197, 2b, 618-908 Masehi), disebutkan antara lain bahwa
Ho-ling terletak di kepulauan di lautan sebelah selatan. Di sebelah timurnya
terletak P’o-li, yang menurut Pelliot P’o-li adalah Pulau Bali dan di sebelah
baratnya adalah To-po-teng, di sebelah utara adalah Chen-la (Kamboja) dan di
sebelah selatannya lautan. Di dalam sejarah dinasti T’ang Baru (buku 222.2,
3b) disebutkan bahwa Ho-ling disebut juga Shë-p’o dan letaknya di
sebelah selatan. Di sebelah timurnya P’o-li (Bali), di sebelah baratnya
To-p’o-tëng (Sumatra). Di selatannya lautan, sedangkan di sebelah utaranya
Chën-la (Kamboja) perjalanan ke P’o-li dari Canton menempuh waktu kira-kira dua
bulan. Di dalam kitab Chu-fan-chih bagian Suchi-tan, Bali disebut dengan nama
Ma-li.
Pada
umumnya masyarakat Bali bermata pencaharian mayoritas bercocok tanam, pada
dataran yang curah hujannya yang cukup baik, pertenakan terutama sapi dan babi
sebagai usaha penting dalam masyarakat pedesaan di Bali, baik perikanan darat
maupun laut yang merupakan mata pecaharian sambilan, kerajinan meliputi
kerajinan pembuatan benda anyaman, patung, kain, ukir-ukiran, percetakaan,
pabrik kopi, pabrik rokok, dll. Usaha dalam bidang ini untuk memberikan
lapangan pekerjaan pada penduduk. Karena banyak wisatawan yang mengunjungi bali
maka timbullah usaha perhotelan, travel, toko kerajinan tangan. Sistem irigasi
mereka dikenal dengan sebutan Subak. Ikatan solidaritas antara sesama anggota
satu subak (satu sumber air yang sama) terlihat saat rapat subak atau pada saat
upacara keagamaan khusus, ada juga ikatan dadia. Suatu Dadia biasanya menempati
suatu kompleks rumah yang dibangun dengan tembok sekitar 2m dengan sebuah pintu
masuk yang dihiasi dengan gapura dan anak tangga. Di dalamnya ada sebuah kuil
tempat pemujaan keluarga. Ikatan lain didasarkan atas ikatan keagamaan orang
Bali yaitu Hindu Bali. Terdapat juga ikatan berdasarkan aktivitas, mata
pencaharian dan ikatan antar warga kasta.
Tidak
dapat dihindari bahwa pengaruh Agama Hindu dan budaya India di Bali demikian
besarnya, hal ini dibuktikan dari berbagai peninggalan purbakala seperti
diungkapkan oleh Swellengrebel (1960:17), yaitu: sumber utamanya adalah
prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh para raja yang banyak jumlahnya baik
yang tertulis pada batu maupun pada logam (tembaga). Prasasti-prasasti itu
menceritakan para raja yang memerintah dan para menterinya, hubungannya dengan
administrasi pemerintahan pusat dan orang-orang di desa-desa, peraturan di
bidang keagamaan, aturan yang berhubungan dengan pengairan, perpajakan, dan
sebagainya. Sumber lainnya adalah peninggalan purbakala, arca-arca dan
artifak-artifak. Berdasarkan ungkapan Swellengrebel di atas maka kehidupan
keagamaan dapat dikaji melalui sumber-sumber tersebut di atas. Di samping itu
adalah sumber-sumber teks berupa berbagai manuskrip (lontar) yang cukup banyak
jumlahnya. Nilai-nilai atau ajaran Agama Hindu yang tertulis itu terekspresi
dalam pola pikir, perilaku individu dan sosial, dan juga dalam bentuk material
seperti pura dengan beraneka bangunan suci di dalamnya, tata letak rumah, desa
pakraman dan sebagainya.
Agama
yang di anut oleh sebagian orang Bali adalah agama Hindu sekitar 95%, dari
jumlah penduduk Bali, sedangkan sisanya 5% adalah penganut agama Islam,
Kristen, Katholik, Budha, dan Kong Hu Cu. Tujuan hidup ajaran Hindu adalah
untuk mencapai keseimbangan dan kedamaian hidup lahir dan batin.orang Hindu
percaya adanya 1 Tuhan dalam bentuk konsep Trimurti, yaitu wujud Brahmana (sang
pencipta), wujud Wisnu (sang pelindung dan pemelihara), serta wujud Siwa (sang
perusak). Tempat beribadah dibali disebut pura. Tempat-tempat pemujaan leluhur
disebut sangga. Kitab suci agama Hindu adalah weda yang berasal dari India.
Orang yang meninggal dunia pada orang Hindu diadakan upacara Ngaben yang
dianggap sanggat penting untuk membebaskan arwah orang yang telah meninggal
dunia dari ikatan-ikatan duniawinya menuju surga. Ngaben itu sendiri adalah
upacara pembakaran mayat. Hari raya umat agama hindu adalah Nyepi yang
pelaksanaannya pada perayaan tahun baru saka pada tanggal 1 dari bulan 10
(kedasa), selain itu ada juga hari raya galungan, kuningan, saras wati, tumpek
landep, tumpek uduh, dan siwa ratri.Menurut kerpercayaan agama dan adat bali
ada 5 macam upacara (panca yadnya), yaitu :
·
Manusia
Yadnya :
yaitu upacara masa kehamilan sampai masa dewasa.
·
Pitra
Yadnya
: yaitu upacara yang ditujukan
kepada roh-roh leluhur.
·
Dewa
Yadnya
: yaitu upacara yang diadakan di pura / kuil keluarga.
·
Rsi
yadnya
: yaituupacara dalam rangka pelantikan seorang pendeta.
·
Bhuta
yadnya
: yaitu upacara untuk roh-roh halus disekitar manusia yang mengganggu manusia.
Masyarakat
Bali sebagian besar menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia, sebagian
besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Bahasa Inggris
adalah bahasa ketiga dan bahasa asing utama bagi masyarakat Bali yang
dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. Bahasa Bali di bagi menjadi 2
yaitu, bahasa Aga yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar, dan bahasa
Bali Mojopahit.yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus.Banjar atau bisa
disebut sebagai desa adalah suatu bentuk kesatuan-kesatuan social yang
didasarkan atas kesatuan wilayah. Kesatuan social tersebut diperkuat oleh
kesatuan adat dan upacara keagamaan. Banjar dikepalahi oleh klian banjar yang bertugas
sebagai menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan sosial dan
keagamaan,tetapi sering kali juga harus memecahkan soal-soal yang mencakup
hukum adat tanah, dan hal-hal yang sifatnya administrasi pemerintahan. Dan
mereka juga sudah mengenal arsitektur yang mengatur tata letak ruangan dan
bangunan yang menyerupai bangunan Feng Shui. Arsitektur merupakan ungkapan
perlambang komunikatif dan edukatif. Bali juga memiliki senjata tradisional
yaitu salah satunya keris. Selain untuk membela diri, menurut kepercayaan bila
keris pusaka direndam dalam air putih dapat menyembuhkan orang yang terkena
gigitan binatang berbisa.
B.MITOS
DAN SEJARAH LISAN
Ada banyak mitos yang dianut orang Bali.
Misalnya saja, ada hari tertentu saat mereka tak boleh menebang bambu yakni di
hari Minggu. Atau berangkat ke tajen bila bertemu dengan orang hamil itu
pertanda sang penjudi akan kalah. Masih banyak puluhan mitos lainnya yang tak
bisa dihitung dengan jari.Diantara begitu banyak mitos yang dianut orang Bali,
dan ini sudah dianggap sebagai pakem, salah satunya adalah yang menyangkut
kematian, kuburan, dan sejenisnya. Mitos atau pamali yang berhubungan dengan
ketiga hal inilah yang paling banyak dihindari.
“Mencium aroma kuburan saja di seputar halaman rumah, atau di jalan sudah membuat orang Bali merinding,” ujar Dewa Naga, 57 tahun, yang mengaku berulang kali rumahnya dilempari orang dengan tanah kuburan.
Biasanya, tanah kuburan itu tidak mesti diambil di kuburan yang sebenarnya. Karena kekuatan magisnya maka tanah pasir yang diambil di tepi pantai pun bisa berubah seolah-olah menjadi tanah kuburan.
“Mencium aroma kuburan saja di seputar halaman rumah, atau di jalan sudah membuat orang Bali merinding,” ujar Dewa Naga, 57 tahun, yang mengaku berulang kali rumahnya dilempari orang dengan tanah kuburan.
Biasanya, tanah kuburan itu tidak mesti diambil di kuburan yang sebenarnya. Karena kekuatan magisnya maka tanah pasir yang diambil di tepi pantai pun bisa berubah seolah-olah menjadi tanah kuburan.
“Ini karena saat melewati kuburan tanah itu
diberi semacam Ajian Aruti Mangala Prancata oleh mereka yang iri atau
dengki kepada kita,” tegas Dewa Naga.
Dampak dari model guna-guna ini adalah seluruh keluarga penghuni rumah akan berantakan, bahkan rejeki bisa menjauh.Menurut Dewa Naga, di antara mereka yang sampai sekarang merasakan dampak kejahatan guna-guna tanah kuburan adalah Ketut Badra, 40 tahun, tetangganya di Tojan, Gianyar, 25 km arah timur Denpasar.
Dampak dari model guna-guna ini adalah seluruh keluarga penghuni rumah akan berantakan, bahkan rejeki bisa menjauh.Menurut Dewa Naga, di antara mereka yang sampai sekarang merasakan dampak kejahatan guna-guna tanah kuburan adalah Ketut Badra, 40 tahun, tetangganya di Tojan, Gianyar, 25 km arah timur Denpasar.
Badra sejak sepuluh tahun yang lampau tanpa
sebab yang jelas, tiba-tiba saja mengalami sakit mengurus dan mengering tinggal
tulang belulang. Padahal sebelumnya, Badra adalah lelaki tangguh yang setiap
hari sanggup memanjat 10 kelapa di kampungnya.
“Suatu siang dia mencium aroma kuburan di tepi sungai di ujung desa kami. Saat dia menengoknya, dia melihat ada periuk kecil berisi kembang sepatu hitam, cempaka hitam dan sejumput tanah kuburan yang ditenggarai adalah milik demit atau Gamang yang menghuni dasar sungai tersebut,” kisah Dewa Naga lebih lanjut.
“Suatu siang dia mencium aroma kuburan di tepi sungai di ujung desa kami. Saat dia menengoknya, dia melihat ada periuk kecil berisi kembang sepatu hitam, cempaka hitam dan sejumput tanah kuburan yang ditenggarai adalah milik demit atau Gamang yang menghuni dasar sungai tersebut,” kisah Dewa Naga lebih lanjut.
Ru[anya, ketika itu Ketut Badra tidak sadar
kalau periuk kecil berisi sesajen itu adalah milik Gamang. Tanpa sengaja Badra
menyepaknya dan periuk itupun akhirnya terpental masuk ke sungai.Seminggu
kemudian stelah kejadian itu Badra bermimpi didatangi orang tinggi besar
setinggi tiang listrik, kulitnya legam dan lidahnya menjulur.“Dalam kepercayaan
orang Bali, itulah raja Gamang yang hidup di dasar sungai yang mengalir di
timur kampung Tojan ini,” tambah Dewa.
Sejak saat itulah, tepatnya 13 April 1995,
Badra menunjukkan perilaku aneh. Dia tak berani keluar rumah meski siang hari
sekalipun. Bahkan melihat sinar matahari lewat jendela kamarnya saja dia
ketakutan seperti melihat macan di tengah hutan. Makannya juga semakin sedikit,
bahkan kadangkala seminggu sekali baru mau makan.“Karena itu badannya semakin
kurus bak tulang terbungkus kulit, matanya kosong menatap hampa kepada siapa
saja yang ada didekatnya. Kami menyebut apa yang dialami Badra itu
sebagai terkena Pekakas Gamang,” jelas Dewa.
Setelah hampir setahun sakitnya belum ada
tanda perbaikan, keluarganyapun menanyakan kepada orang pintar, persisnya
seorang guru spiritual di Klungkung Bali. Disebutkan bahwa suatu siang Badra
memang menyepak periuk Gamang yang isinya tanah kuburang sehingga dia menjadi
terkena apa yang disebut sebagai sakit ngeb-ngeban, obatnya termasuk sangat
sulit.
Keluarga Badra pun menerima kenyataan itu dengan lapang dada, karena dalam pandangan orang Bali, sakit menahun akibat kutukan karena menyepak periuk bertanah kuburan itu memang sangat sulit obatnya.
Keluarga Badra pun menerima kenyataan itu dengan lapang dada, karena dalam pandangan orang Bali, sakit menahun akibat kutukan karena menyepak periuk bertanah kuburan itu memang sangat sulit obatnya.
Sejak peristiwa itu, kehidupan sehari-hari
Badra dulu riang, ramah menyapa siapa saja sahabatnya, sekarang ini tampak
membeku, mirip mayat hidup. Keluarganya sudah kehabisan akal untuk menyembuhkan
sakitnya. Mungkin seratus dokter, seratus dukun dan seratus orang pintar telah
dihubungi untuk menyembuhkan penyakitnya. Namun tak satupun memberikan harapan
yang pasti.
Bagi orang Bali, tanah kuburan memang bisa membawa petaka pada siapapun yang tertimpa oleh kesialannya. Seperti juga yang dialami oleh Wayan Soper, 45 tahun, manajer salah satu hotel di Bali.
Bagi orang Bali, tanah kuburan memang bisa membawa petaka pada siapapun yang tertimpa oleh kesialannya. Seperti juga yang dialami oleh Wayan Soper, 45 tahun, manajer salah satu hotel di Bali.
Ceritanya, sekitar lima tahun yang lalu Wayan
Soper punya kerabat yang meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat. Karena akan
dilakukan Ngaben bagi si mayat, maka diputuskan oleh pemuka agama setempat di
Bandung untuk hanya mengirim tanah kuburannya ke Bali, dan tidak perlu membakar
jenazahnya.
“Kami sebenarnya tidak setuju karena itu
tidak lumrah, tapi keluarga di Bandung bersikeras agar tanah kuburan itu
dikirim ke Bali,” papar Wayan yang asli kelahiran Mengwi Bali ini.
Apa yang terjadi memang diluar akal sehat manusia. Akibat membawa tanah kuburan itu, sejak naik bus di terminal di Bandung, bus sudah menunjukkan gejala kurang beres. Memang nagas, ebelum masuk kota Jogya, bus yang ditumpangi utusan yang membawa tanah kuburan itu bertabrakan.
Apa yang terjadi memang diluar akal sehat manusia. Akibat membawa tanah kuburan itu, sejak naik bus di terminal di Bandung, bus sudah menunjukkan gejala kurang beres. Memang nagas, ebelum masuk kota Jogya, bus yang ditumpangi utusan yang membawa tanah kuburan itu bertabrakan.
“Terpaksa sang utusan berganti bus lagi, tapi
tetap dengan membawa tanah kuburan itu. Anehnya, menjelang masuk terminal
Jurang Asri, Surabaya, bus bertabrakan lagi. Kamipun berganti bus lagi,”
kenangnya.Itu saja rupanya belum cukup. Menjelang masuk Kota Negara, bus yang
ditumpanginya bertabrakan lagi. Akhirnya, merekapun berganti bus untuk ketiga
kalinya. Untunglah sampai di Bali tanah kuburan itu tetap utuh tapi tiga bus
telah jadi korbannya.
Yang lebih sial lagi, begitu sampai di Bali,
saat tanah kuburan itu akan diikutkan dalam upacara Ngaben, keanehan juga
terjadi. Menjelang upacara memukur, isteri almarhum yang sebelumnya sehat saat
masih berada di Bandung, tanpa mengalami sakit apapun tiba-tiba meninggal
dunia.
Tanah kuburan membawa sial juga dialami oleh Made Sudi, 47 tahun, tehnisi penyedia jasa tower telepon selular, kelahiran Tabanan Bali. Dia tidak menyepak periuk Gamang penuh tanah kuburan seperti Badra, atau membawa tanah kuburan dari Bandung, tapi berniat menyantet musuh bebuyutannya dengan menggunakan tanah kuburan sebagai medianya.
Tanah kuburan membawa sial juga dialami oleh Made Sudi, 47 tahun, tehnisi penyedia jasa tower telepon selular, kelahiran Tabanan Bali. Dia tidak menyepak periuk Gamang penuh tanah kuburan seperti Badra, atau membawa tanah kuburan dari Bandung, tapi berniat menyantet musuh bebuyutannya dengan menggunakan tanah kuburan sebagai medianya.
“Menurut Mbah Dukun, saya mesti mencari
segenggam tanah kuburan yang ada di tempat kampung musuh yang akan saya sanet
itu,” tuturnya belum lama ini kepada Misteri.
Made Sudi menyanggupi syarat itu. Dia pun nekad mengambil tanah kuburan di kampung tempat tinggal orang yang akan disantetnya. Namun karena kemalaman, dia tak segera bisa membawa tanah kuburan itu ke tempat sang dukun, tapi terlebih dahulu menyimpannya di meja yang ada di sebelah tempat tidurnya.
Made Sudi menyanggupi syarat itu. Dia pun nekad mengambil tanah kuburan di kampung tempat tinggal orang yang akan disantetnya. Namun karena kemalaman, dia tak segera bisa membawa tanah kuburan itu ke tempat sang dukun, tapi terlebih dahulu menyimpannya di meja yang ada di sebelah tempat tidurnya.
“Tengah malam, tiba-tiba telinga saya
mendenging dahsyat seperti disambar pesawat jet. Bahkan, karena peristiwa ini
gendang telinga saya sampai seperti pecah, karena kerasnya suara itu. Dokter
yang memeriksa saya setidaknya mengatakan demikian,” kenang Made Sudi.
Alhasil, dia tak sempat lagi membawa tanah kuburan itu ke rumah dukun karena keburu harus mengobati telinganya. Sampai sekarang pun telinga sebelah kanannya masih sering kumat dan mengeluarkan cairan berbau busuk.
Alhasil, dia tak sempat lagi membawa tanah kuburan itu ke rumah dukun karena keburu harus mengobati telinganya. Sampai sekarang pun telinga sebelah kanannya masih sering kumat dan mengeluarkan cairan berbau busuk.
Begitulah kepercayaan orang Bali terhadap
tanah kuburan. Memang, tak sembarang saja dia bisa dimanfaatkan untuk
mencelakai orang lain, salah-salah yang celaka malahan diri kita sendiri.
KEHIDUPAN
BUDAYA SUKU BALI
A.SISTEM PERALATAN HIDUP MANUSIA DI BALI
Di Bali terdapat sekitar 1.482 subak dan
subak abian sekitar 698. Subakmerupakan salah satu lembaga tradisional yang
merupakan satu kesatuan parapemilik atau penggarap sawah yang menerima air
irigasi dari satu sumber airatau bendungan tertentu. Subak adalahsatu kesatuan ekonomi,
sosial dankeagamaan. Jenis kendaraan umum di Bali antara lain:Dokar, kendaraan
dengan menggunakan kuda sebagai penarikOjek, taksi sepeda motorBemo, melayani
dalam dan antarkotaTaksiKomotra, bus yang melayani perjalanan ke kawasan pantai
Kuta dan sekitarnyaBus, melayani hubungan antarkota, pedesaan, dan
antarprovinsi.
B. SISTEM MATA PENCAHARIAN DI BALI
Mata pencarian penduduk beraneka ragam yang
meliputipekerjaan sebagai petani, pengerajin, pedagang dan berbagai
jasakhususnya bidang kepariwisataan. Pertanian merupakan matapencarian pokok
masyarakat dan sebagian besar masyarakat baliadalah petani. Jenis pertanian
meliputi pertanian sawah danperkebunan. Didalam system pertanian di bali subak
memegangperanan yang sangat penting.
C. Sistem Kekerabatan Suku Bali
Dulu perkawinan di Bali ditentukan oleh
kasta. Wanita dari kasta tinggi tidak boleh kawin dengan laki-laki kasta
rendah, tetapi sekarang hal itu tidak berlaku lagi. Perkawinan yang dianggap
pantang adalah perkawinan saudara perempuan suami dengan saudara laki-laki
istri (mak dengan ngad). Hal itu akan menimbulkan bencana (panes).Cara
memperoleh istri berdasarkan adat ada dua, yaitu:
·
memadik,
ngindih: dengan cara meminang keluarga gadis;
·
mrangkat,
ngrorod: dengan cara melarikan seorang gadis.
D. SISTEM KEBAHASAAN DI BALI
Bahasa Bali memiliki tingkatan penggunaannya,
misalnya ada yangdisebut Bali Alus, Bali Madya dan Bali Kasar. Yang
halusdipergunakan untuk bertutur formal misalnya dalam pertemuan diantara orang
berkasta rendah dengan berkasta lebih tinggi. madyadipergunakan di tingkat
masyarakat menengah misalnya pejabatdengan bawahannya, yang kasar dipergunakan
bertutur oleh orangkelas rendah misalnya kaum sudra atau antara bangsawan
denganabdi dalamnya.
E. Sistem Kesenian Suku Bali
Struktur kebudayaan Cultural Universal : Sistem Kesenian,
Cultural Activities : Tari kecak, Traits Complex : Mengangkat tangan, mata
melotot, melambaikan tangan membungkukkan badan, alunan musik tradisional Bali,
alat musik bali/gamelan bali, tatanan rias, Traits : Sarung bali, baju penari
barong, gambang bali , ceng- ceng, alat penata rias dll. Items : bunga, benang
hitam putih merah emas, plat alumunium kuning, lipstik, blush on, maskara,
bedak, eye shadow,
1) Seni Bangunan
Seni bangunan nampak pada bangunan candi yang banyak
terdapat di Bali, seperti Gapura Candi Bentar.
2) Seni Tari
Tari tradisional Bali antara lain tari sanghyang, tari
barong, tari kecak, dan tari gambuh. Tari modern antara lain tari tenun, tari
nelayan, tari legong, dan tari janger.
F. Sistem Kepercayaan/Religi Suku Bali
Agama mayoritas yang dipeluk orang bali
adalah agama hindu bali. Agama Hindu termasuk agama Polytheisme, karena
menyembah banyak dewa. 3 dewa utama disebut trimurti. Yaitu dewa brahma , wisnu
dan siwa. Meskipun tidak seluruh penduduk Bali memeluk agama hindu, namun agama
ini menjadi ikon pulau Bali karena 97% penduduknya beragama hindu. Tempat
peribadatan nya adalah Pura. Hari besar nya antara lain Galungan, Nyepi,
Kuningan.
Masyarakat Bali sebagian besar menganut agama
Hindu- Bali. Mereka percaya adanya satu Tuhan dengan konsep Trimurti yang
terdiri atas tiga wujud, yaitu:
·
Brahmana
: menciptakan;
·
Wisnu :
yang memelihara;
·
Siwa :
yang merusak.
Selain itu hal-hal yang mereka anggap penting adalah
sebagai berikut :
·
Atman :
roh yang abadi.
·
Karmapala
: buah dari setiap perbuatan.
·
Purnabawa
: kelahiran kembali jiwa.
·
Tempat
ibadah agama Hindu disebut pura. Pura memiliki sifat berbeda, sebagai berikut:
·
Pura
Besakih: sifatnya umum untuk semua golongan.
·
Pura
Desa (kayangan tiga): khusus untuk kelompok sosial setempat.
·
Sanggah:
khusus untuk leluhur.
Gambar 1. Pura Besakih merupakan salah satu pura
di Bali. Pura ini selain untuk tempat ibadah, juga dijadikan tempat
pariwisata.
|
Di Bali terdapat beribu-ribu pura dan sanggah.
Masing-masing pura dan sanggah memiliki tanggal perayaan yang berbeda-beda,
yaitu sebagai berikut.
1) Tanggalan Hindu–Bali
Tanggalan Hindu–Bali terdiri atas 12 bulan yang lamanya
355 hari. Sistem perhitungan dengan sistem Hindu disebut Syuklapaksa. Tahun
baru Saka (Nyepi) jatuh pada tanggal satu bulan kesepuluh.
2) Tanggalan Jawa–Bali
Tanggalan Jawa–Bali terdiri atas 30 wuku. Tiap wuku
terdiri atas tujuh hari. Perayaan yang didasarkan atas perhitungan penanggalan
Jawa-Bali misalnya hari raya Galungan dan Kuningan. Selain itu juga digunakan
untuk upacara-upacara sebagai berikut :
·
Manusia
yadnya, adalah upacara siklus hidup masa anak-anak sampai dewasa.
·
Dewa
yadnya, adalah upacara pada kuil-kuil umum dan keluarga.
·
Resi
yadnya, adalah upacara pentahbisan pendeta (mediksa).
·
Buta
yadnya, adalah upacara untuk kala dan buta yaitu roh-roh penunggu.
merupakan suatu organisasi yang bergerak dalam lapangan
kehidupan khusus. Seka berfungsi menyelenggarakan upacara-upacara desa seperti:
seka baris, seka truna, dan seka gong.
G. SISTEM ILMU PENGETAHUAN DI BALI
Di Bali , terdapat universitas negeri
terkemuka yang bernamaUniversitas Udayana atau biasa disebut UNUD. Universitas
ini termasuk dari beberapa universitas terkenal dan terkemuka diIndonesia.
Fakultas yang ada di Universitas ini antara lain fakultas kedokteran, hukum,
teknik,sastra,ekonomi, peternakan,pertanian, kedokteran hewan,MIPA, Sospol,dll.
Ini menunjukkansistem ilmu pengetahuan di Bali sudah cukup baik dan maju.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
ReplyDeleteKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.